Minggu, 22 Januari 2017

School Activity : Eduday Smansasi

Moshi-moshi! Nama saya Rahma Larasati, akrabnya, kamu bisa memanggil saya Rahma. Di post pertama saya ini, saya akan berbagi pengalaman mengenai salah satu kegiatan di SMA saya, yaitu SMAN 1 Bekasi. Sabtu kemarin, tepatnya tanggal 21 Januari 2017, alumni SMAN 1 Bekasi angkatan Gold menyelenggarakan semacam acara promosi pendidikan yang disebut dengan Eduday (Education Day).

Mungkin disini saya akan sedikit memberikan pencerahan kepada kalian teman-teman saya yang masih duduk di kelas 10 yang mungkin masih buta akan tujuan pendidikan di 2 tahun yang akan datang. Awalnya saya juga berpikir begitu. Acara eduday ini nampaknya terasa membosankan bagi saya yang belum mengenal apa-apa tentang dunia kampus.

Namun, berhubung tidak ada hal yang bisa dikerjakan di rumah (gabut ceritanya), saya memutar pilihan saya 180 derajat dari yang tadinya berniat tidur-tiduran dan baca donal bebek di kamar, saya langsung siap-siap mandi, memakai jeans dan kemeja sederhana, dan siap untuk menuju tempat yang biasanya saya tempati selama 5 hari dalam 1 minggu.

Kakak saya, yang kebetulan sudah lulus kuliah dan sedang libur dari pekerjaannya, akhirnya ikut tergiur tawaran saya untuk melihat eduday di sekolah saya. Dia tampak begitu senang saat menyadari bahwa di sana ia akan bertemu banyak adik kelasnya dari Institut Pertanian Bogor (IPB), yang pada hari itu juga sedang mempromosikan institutnya ke anak-anak SMA.

Sampai di sana, dengan cuaca yang cukup panas, kemeja yang sudah mulai basah karena keringat, ditambah darah yang menaik sampai ke ubun-ubun otak saya, alias darah tinggi (kata lain dari "sebel, bosen, gerah") saya cukup terkejut saat melihat lapangan SMAN 1 Bekasi yang luasnya seperti benua eropa ditambah benua antartika dibagi dua bisa disulap menjadi seperti sebuah kepulauan Indonesia dengan baju yang berbeda-beda tiap kotanya.

Stand pertama yang saya kunjungi adalah stand Yogyakarta yang mana baju khasnya adalah jas abu-abu dengan lambang sebuah institut ternama "Universitas Gadjah Mada". Tanpa ragu dan menunggu waktu lagi, saya segera meminjam jas tersebut dan memakainya sambil berfoto layaknya mahasiswa baru yang sedang kelimpahan rezeki karena diterima di UGM jurusan Hubungan Internasional.

Tak hanya itu, tak lupa, sambil dibimbing oleh kakak saya, kami bertanya mengenai proses masuk UGM, berbagai jalur yang dapat ditempuh, syarat untul diterima, langkah serta tips-tips yang berguna dalam menghadapi SNMPTN dan SBMPTN. Dari situ, saya banyak mendapatkan informasi berguna untuk menghadapi masa-masa mencekam di kelas 3 nanti.

Kota kedua yang saya kunjungi adalah bogor, yaitu Institut Pertanian Bogor(IPB). Saya sengaja tidak mengunjungi kota Bandung (ITB) karena saya memang tidak berniat di teknik. Di IPB kakak saya banyak berinteraksi dengan adik kelasnya di sana, saya juga tak henti-hentinya bertanya mengenai institut yang mengambil semua anak IPA itu. Saya tertarik mengambil selembaran kertas jurusan komunikasi, siapa tahu nanti saya akan tertarik di jurusan itu. Saya juga mencoba nasi jagung buatan mahasiswa IPB, yaitu nasi yang terbuat dari jagung. Di stand itu, saya juga juga mencoba susu gratis produk asli dari mahasiswa IPB.

Masih banyak kota yang saya kunjungi seperti Semarang (Undip), Bandung (Unpad), dan juga UI (Universitas Indonesia) serta masih banyak lagi. Mungkin jika saya ceritakan semua disini, tidak akan selesai hingga 24 jam waktu mendatang. Pengalaman ini sungguh membuka mind set saya, sebagai siswa kelas 10 untuk menjadi insan yang lebih semangat lagi untuk meraih mimpi-mimpi saya yang mungkin akan menjadi profesi saya kelas di masa depan.

Saat ini, saya menghimbau kepada kalian teman-teman saya, yang mungkin akan sama-sama berjuang dengan saya 2 tahun lagi, agar terus mencari jati diri dan mimpi kalian segera. Setidaknya dengan tujuan yang kalian miliki, ibarat kalian akan berlatih menembak. Kalian punya tujuan ke arah mana kalian akan menembak. Jika kalian punya tujuan, setidaknya jika kalian tidak berhasil mencapai tujuan itu, tembakan kalian tidak akan melenceng terlalu jauh atau masih di sekitaran wilayah tujuan itu.

Maka teruslah bermimpi dari sekarang, persiapkan sejak dini. Jangan sampai kalian menyesal di kemudian hari karena apa yang kalian pilih tidak sesuai dengan hati nurani kalian. Mulai sekarang tanyakan pada diri kalian, "mau jadi apa kelak saya nanti?"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar